Kepala Bidang Tanaman Pangan Ir. Hans Talahatu,M.Si |
Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di Maluku, perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan populasi ternak, salah satunya dengan mengendalikan pemotongan ternak sapi/kerbau betina yang masih produktif.
Demikian sambutan tertulis Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Ir. Diana Padang, M.Si yang dibacakan oleh Kabid Tanaman Pangan Ir. Hans Talahatu, M.Si saat membuka kegiatan Sosialisasi dan Advokasi Pengendalian Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif dan Kesejahteraan Hewan, bertempat di Hotel Everbright, Kamis (09/05/2019).
Menurut Padang, kegiatan ini sangat penting untuk mencegah pemotongan sapi betina bunting atau yang masih produktif karena bertentangan dengan UU No. 18 Tahun 2009 jo UU No. 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang memuat pelarangan pemotongan ternak betina produktif.
Hal ini perlu dilaksanakan dalam rangka mendukung Program UPSUS SIWAB di seluruh Indonsia.
“Kegiatan sosialisasi ini mengingatkan kita kembali pada kegiatan Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif (PBP) melalui kegiatan Penjaringan/Penyelamatan Sapi/Kerbau Betina Produktif dan Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting yang telah dilaksanakan sejak tahun 2011 hingga 2014 di Maluku,” jelasnya.
Dampak dari kegiatan ini cukup signifikan antara lain: Terjadi penundaan pemotongan ternak sapi bunting di RPH sebanyak 3.312 ekor, Terjadi kelahiran sebesar 3.446 ekor atau 83,4 persen melampaui target nasional sebesar 70 persen.
Dikatakan, adanya kerjasama antara Dirjen PKH Kementerian Pertanian RI dengan Mabes Polri dalam rangka sosialisasi larangan pemotongan sapi betina produktif, sehingga pengendalian pemotongan ternak betina produktif dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Pada kesempatan itu Distan Maluku meluncurkan dengan resmi Aplikasi VETZ, untuk pelayanan kesehatan hewan berbasis Android di Maluku.
“Kami menyambut baik inovasi pelayanan kesehatan hewan berbasis android yang akan segera dinikmati oleh seluruh masyarakat di Maluku,” ucapnya.
Aplikasi ini dapat di unduh melalui playstore di setiap smartphone sehingga mampu menjawab kekurangan tenaga dokter hewan di Maluku, sekaligus mengatasi permasalahan pelayanan kesehatan hewan yang selalu terkendala jarak dan kondisi geografls Maluku yang terdiri dari pulau-pulau.
Ketua panitia kegiatan Gitano Latuheru, S. Pt melaporan, pertemuan yang dilaksanakan sehari itu menghardirkan peserta sebanyak 40 orang yang terdiri dari Polda Maluku/Babinkamtibmas, Karantina, Satuan Polisi Pamong Praja, pejagal dan petugas RPH Kota Ambon, dengan narasumbe dari Dinas Pertanian Provinsi Maluku.
Kegialan ini diharapkan dapat menekan jumlah pemotongan betina produktif. Keberhasilan program ini sangat bergantung seberapa baik koordinasi dan komitmen bersama dalam upaya mencegah pengendalian pemotongan ternak ruminansian betina produktif.
0 Comments:
Posting Komentar