Tokoh Pemuda Kecamatan Dullah Utara, Nizar Salim Sather |
Atas tudingan tersebut, Sather meminta Renjaan untuk kembali masuk Sekolah Dasar, pasalnya penggunaan kata sabotase seakan-akan ada pengrusakan terhadap sebuah obyek Vital milik suatu Negara yang dilakukan secara Terencana lewat sebuah Operasi Khusus oleh suatu Pasukan Berkualifikasi Khusus atau Pasukan Komando.
Dia (Antonius Renjaan) Harus belajar kembali bila perlu Sekolah ulang dari SD Kelas Satu. Jangan karena duduk sebagai anggota DPRD dan mungkin tidak pernah membaca kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga asal bicara alias Omong Doang supaya di dengar publik bahwa ada suaranya di Gedung Dewan.
Berbicara sebagai Pejabat publik Harus Tahu Etika, Sopan Santun dan Tata krama sebagai Yanat Adat Yanat Tuntunan dalam bertutur kata, sebab penggunaan Kata "SABOTASE" hanya dikenal di Dunia Militer. Dan itu harus dibuktikan oleh Kasat Pol PP Malra serta Anggota DPRD Malra. kapan pemkot lakukan pengrusakan? Lalu dilakukan secara sembunyi itu kapan terjadinya?
Iklan |
"Siapapun yang coba-coba ke Pendopo dengan Niat mau merebut secara paksa akan berhadapan langsung dengan Kami bila benar statemen itu keluar dari mulut kasat Pol PP Malra dan Anggota DPRD Malra," tegasnya.
Sather meminta Wali Kota, Wakil walikota Setda serta OPD dilingkup pemkot untuk tidak menggubris persoalan ini dan tetap fokus menjalankan pelayanan terhadap masyarakat Kota Tual.
Saya juga menyesalkan statemen tersebut, hal ini karena dua daerah ini (Kota Tual dan Malra) adalah satu keluarga besar dimana memiliki satu adat istiadat dan satu hukum adat, yang harusnya persoalan ini dapat dibicarakan secara baik-baik bukan dengan mengancam melalui media online, memangnya si Antonius Renyaan itu Siapa?
Sather menuding statemen yang disampaikan oleh sang Legislator Partai Nasdem ini sangat provokatif karena terkesan telah mengadu domba warga Kota Tual dan Maluku Tenggara.
Juga tidak tepat di saat Bangsa ini sedang menyongsong Perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-75, dimana Proses Kemerdekaan Bangsa ini melalui Suatu Perjuangan yang cukup Berat dan itu semua bisa dilalui dengan adanya Pesatuan sesama Rakyat Indonesia, ini yang tidak dipikirkan oleh para Elit di Kabupaten Malra," tutup Sather. (RPS)
0 Comments:
Posting Komentar