RADAR POS, SAUMLAKI - Bangunan sekolah SMP 1 Kormomolin di desa Meyano Bab kecamatan Kormomolin, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) di segel oleh para pekerja, akibat upah dari para pekerja belum juga terbayarkan padahal bangunan tersebut sudah selesai di kerjakan 100%.
Bangunan yang di bangun dengan Dana Alokasi Kusus (DAK) Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Tanimbar tahun anggaran 2020 tersebut kini menuai masalah akibat dari upah dari para pekerjanya belum juga terbayarkan.
Begitu juga dengan hak dari pihak ke tiga yang sudah di tunjuk untuk menjadi penyedia barang atau sebagai suplayer ternyata belum juga di bayarkan padahal bangunan tersebut telah di bangun seratus persen serta anggarannya pun sudah di cairkan 100% dan sudah di terima langsung oleh Kepala sekolah SMP 1 Kormomolin atas nama Ibu Ollyva Esther Turlelu, sebagai Pengguna Anggara.
Informasi yang diterima Media ini lewat Via telepon, Bapak Philipus Naranlele mengatakan bahwa, beliau bersama para pekerja lainnya sudah melakukan penyegelan terhadap bangunan sekolah yang telah mereka kerjakan akibat dari hak-hak upah mereka belum juga terbayarkan padahal bangunan tersebut telah selesai mereka kerjakan, Kamis (25/02/2021).
"Menurutnya mereka telah melaporkan masalah ini kepada kepala dinas pendidikan kabupaten kepulauan tanimbar, dan kami telah menghadap langsung dengan beliau untuk menyampaikan permasalahan ini saat kami menghadap itu bersama dengan pihak suplayer yang merupakan pihak ke tiga tapi sampai saat ini hak-hak kami belum juga di bayarkan," kata Naranlele.
Sama juga dengan penyedia barang, mereka pun belum di bayar oleh pihak sekolah padahal semua material yang kami pakai untuk membangun bangunan tersebut di suplai oleh merek.
"Lalu kami mau penuhi kebutuhan rumah tangga kami bagaimana..? Padahal ibu Ollyva Esther Turlelu yang merupakan kepala sekola di sekolah tersebut telah mencairkan semua anggaran tersebut lalu bagaimana dengan hak-hak kami," harap Naranlele.
Kalau hak kami tidak terbayarkan kami akan laporkan masalah ini kepada pihak inspektorat dan pihak BPK, karna kami tau saat ini BPK ada di saumlaki dan sedang melakukan pemeriksaan.
Dugaan kami uang tersebut sudah di pakai habis oleh ibu kepala sekolah. Begitupun dengan pihak ketiga atas nama Philipus Naranlele yang sudah di percayakan sebagai pihak ke tiga yang melakukan suplai semua meterial yang di pakai untuk membangun gedung sekolah tersebut kepada Media ini mengatakan bahwa, mereka pun sudah berusaha meminta agar pihak sekolah dalam hal ini, ibu Ollyva Esther Turlelu untuk secepatnya menyelesaikan semua keuangan yang ada, kan beliau sudah mencairkan semua anggaran tersebut lalu kenapa material yang sudah kami suplai siapa yang mau bayar..?
Kami pun sudah melaporkan hal ini kepada kepala dinas pendidikan malah kami sudah bolak balik berapa kali ke sana dan sudah menghadap langsung, dan menurut sang kepala sekolah pada saat di depan Kepala dinas pendidikan dan PPTK sang kepala sekolah mengatakan bahwa, uang pencairan termin ke tiga tersebut sudah di pakai semuanya.
Kami tidak tau beliau pakai semua uang itu untuk apa..? Padahal beliau harus membayar kekurangan yang harus kami terima kurang lebih Delapan Puluh Juta Rupiah, itu yang belum beliau bayar dan itu hak kami yang harus kami terima.
"Tapi sampai saat ini kami sudah berusaha menghubungi sang kepalah sekolah dan pihak dinas pendidikan tetapi belum juga terselesaikan, dan kami pun meminta dalam hal ini dinas pendidikan harus turut bertanggungjawab untuk memanggil yang bersangkutan untuk secepatnya menyelesaikan masalah ini, kalau tidak kami akan melaporkan masalah ini ke tingkat yang lebih tinggi," tutupnya. (Gilang)
0 Comments:
Posting Komentar